Prinsip tatalaksana penderita diare adalah LINTAS Diare (Lima Langkah Tuntaskan Diare), yang terdiri atas:
1. Oralit dengan Osmolaritas Rendah
2. Zinc
Larutkan tablet dalam 1 sendok makan air matang, atau ASI.
3. Pemberian ASI / makanan
4. Pemberian Antibiotika hanya atas indikasi
5. Pemberian Nasihat
Ibu atau keluarga yang berhubungan erat dengan balita harus diberi nasihat tentang :
1. Oralit dengan Osmolaritas Rendah
Mencegah terjadinya dehidrasi dapat dilakukan mulai dari rumah dengan
memberikan Oralit. Bila tidak tersedia, berikan minuman lebih banyak
cairan rumah tangga yang mempunyai osmolaritas rendah yang dianjurkan
seperti air tajin, kuah sayur dan air matang.
Macam cairan yang digunakan bergantung pada:
- Kebiasaan setempat dalam mengobati diare
- Tersedianya cairan sari makanan yang cocok
- Jangkauan pelayanan kesehatan
Bila terjadi dehidrasi (terutama pada anak), penderita harus segera
dibawa ke petugas kesehatan atau sarana kesehatan untuk mendapatkan
pengobatan yang cepat dan tepat.
2. Zinc
Di negara berkembang, umumnya anak sudah mengalami defisiensi Zinc.
Bila anak diare, kehilangan Zinc bersama tinja, menyebabkan defisiensi
menjadi lebih berat.
Zinc merupakan salah satu mikronutrien yang penting dalam tubuh.
Lebih dari 300 macam enzim dalam tubuh memerlukan zinc sebagai
kofaktornya, termasuk enzim superoksida dismutase (Linder, 1999). Enzim
ini berfungsi untuk metabolisme radikal bebas superoksida sehingga kadar
radikal bebas ini dalam tubuh berkurang. Pada proses inflamasi, kadar
radikal bebas superoksida meningkat, sehingga dapat merusak berbagai
jenis jaringan, termasuk jaringan epitel dalam usus (Cousins et al,
2006). Zinc juga berefek dalam menghambat enzim iNOS (inducible nitric oxide synthase),
dimana ekspresi enzim ini meningkat selama diare dan mengakibatkan
hipersekresi epitel usus. Zinc juga berperan dalam epiteliasisasi
dinding usus yang mengalami kerusakan morfologi dan fungsi selama
sebagian besar kejadian diare. Kerusakan morfologi epitel usus antara
lain terjadi pada diare karena rotavirus yang merupakan penyebab
terbesar diare akut (Wapnir, 2000).
Pemberian zinc selama diare terbukti mampu mengurangi lama dan
tingkat Gizi buruk akibat diare, mengurangi frekuensi buang air besar,
mengurangi volume tinja, serta menurunkan kekambuhan kejadian diare pada
3 bulan berikutnya (Black, 2003). Penelitian di Indonesia menunjukkan
bahwa zinc mempunyai efek protektif terhadap diare dan menurunkan
kekambuhan diare sebanyak 11% dan menurut hasil pilot studi menunjukkan
bahwa zinc mempunyai tingkat hasil guna sebesar 67% (Hidayat, 1998,
Soenarto, 2007). Berdasarkan bukti ini, semua anak dengan diare harus
diberi zinc segera saat anak mengalami diare.
Zinc diberikan pada setiap diare dengan dosis, untuk anak berumur
kurang dari 6 bulan diberikan 10 mg ( ½ tablet) zinc per hari, sedangkan
untuk anak berumur lebih dari 6 bulan diberikan 1 tablet zinc 20 mg.
Pemberian zinc diteruskan sampai 10 hari, walaupun diare sudah membaik.
Hal ini dimaksudkan untuk mencegah kejadian diare selanjutnya selama 3
bulan ke depan.
Cara pemberian tablet zinc:Larutkan tablet dalam 1 sendok makan air matang, atau ASI.
3. Pemberian ASI / makanan
Pemberian makanan selama diare bertujuan untuk memberikan gizi pada
penderita terutama pada anak agar tetap kuat dan tumbuh serta mencegah
berkurangnya berat badan. Anak yang masih minum ASI harus lebih sering
diberi ASI. Anak yang minum susu formula diberikan lebih sering dari
biasanya. Anak usia 6 bulan atau lebih termasuk bayi yang telah mendapat
makanan padat harus diberikan makanan yang mudah dicerna sedikit demi
sedikit tetapi sering. Setelah diare berhenti, pemberian makanan ekstra
diteruskan selama 2 minggu untuk membantu pemulihan berat badan anak
4. Pemberian Antibiotika hanya atas indikasi
Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin karena kecilnya
kejadian diare yang memerlukannya (8,4%). Antibiotik hanya bermanfaat
pada anak dengan diare berdarah (sebagian besar karena shigellosis),
suspek kolera, dan infeksi-infeksi di luar saluran pencernaan yang
berat, seperti pneumonia. Walaupun demikian, pemberian antibiotik yang
irasional masih banyak ditemukan. Sebuah studi melaporkan bahwa 85% anak
yang berkunjung ke Puskesmas di 5 propinsi di Indonesia menerima
antibiotik (Dwiprahasto, 1998).
Antibiotika Yang Digunakan Dalam Pengobatan Kolera | ||
Antibiotikaa (diberikan selama 3 hari) | Anak-anak | |
Doxycline Dosis tunggal | 4mg/kgBB/hari | |
Tetracycline 4 x sehari | 12,5 mg/kg BB | |
Trimethoporim (TMP)
Sulfamethoxazole (SMX) 2 x sehari |
TMP 5 mg/kg BB
dan SMX 25 mg/kgc |
Obat-obatan “anti-diare” tidak boleh diberikan pada
anak dengan semua macam diare karena terbukti tidak bermanfaat. Obat
anti muntah tidak dianjurkan kecuali muntah berat. Obat-obatan ini tidak
mencegah dehidrasi ataupun meningkatkan status gizi anak, sebagian
menimbulkan efek samping berbahaya, terkadang berakibat fatal. Obat
antiprotozoa digunakan bila terbukti diare disebabkan oleh parasit
(amuba, giardia).
5. Pemberian Nasihat
Ibu atau keluarga yang berhubungan erat dengan balita harus diberi nasihat tentang :
- Cara memberikan cairan dan obat di rumah.
- Kapan harus membawa kembali balita ke petugas kesehatan:
- Diare lebih sering!
- Muntah berulang!
- Sangat haus!
- Makan atau minum sedikit!
- Timbul demam!
- Tinja berdarah!
- Tidak membaik dalam 3 hari!
(sumber: P2 Dinkes kab. Ciamis)