Minggu, 20 Januari 2013

Prinsip Tatalaksana Penderita Diare

Prinsip tatalaksana penderita diare adalah LINTAS Diare (Lima Langkah Tuntaskan Diare), yang terdiri atas:

1.  Oralit dengan Osmolaritas Rendah
Mencegah terjadinya dehidrasi dapat dilakukan mulai dari rumah dengan memberikan Oralit. Bila tidak tersedia, berikan minuman lebih banyak cairan rumah tangga yang mempunyai osmolaritas rendah yang dianjurkan seperti air tajin, kuah sayur dan air matang.
Macam cairan yang digunakan bergantung pada:
  1. Kebiasaan setempat dalam mengobati diare
  2. Tersedianya cairan sari makanan yang cocok
  3. Jangkauan pelayanan kesehatan
Bila terjadi dehidrasi (terutama pada anak), penderita harus segera dibawa ke petugas kesehatan atau sarana kesehatan untuk mendapatkan pengobatan yang cepat dan tepat.

2.   Zinc
Di negara berkembang, umumnya anak sudah mengalami defisiensi Zinc. Bila anak diare, kehilangan Zinc bersama tinja, menyebabkan defisiensi menjadi lebih berat.
Zinc merupakan salah satu mikronutrien yang penting dalam tubuh. Lebih dari 300 macam enzim dalam tubuh memerlukan zinc sebagai kofaktornya, termasuk enzim superoksida dismutase (Linder, 1999). Enzim ini berfungsi untuk metabolisme radikal bebas superoksida sehingga kadar radikal bebas ini dalam tubuh berkurang. Pada proses inflamasi, kadar radikal bebas superoksida meningkat, sehingga dapat merusak berbagai jenis jaringan, termasuk jaringan epitel dalam usus (Cousins et al, 2006). Zinc juga berefek dalam menghambat enzim iNOS (inducible nitric oxide synthase), dimana ekspresi enzim ini meningkat selama diare dan mengakibatkan hipersekresi epitel usus. Zinc juga berperan dalam epiteliasisasi dinding usus yang mengalami kerusakan morfologi dan fungsi selama sebagian besar kejadian diare. Kerusakan morfologi epitel usus antara lain terjadi pada diare karena rotavirus yang merupakan penyebab terbesar diare akut (Wapnir, 2000).
Pemberian zinc selama diare terbukti mampu mengurangi lama dan tingkat Gizi buruk akibat diare, mengurangi frekuensi buang air besar, mengurangi volume tinja, serta menurunkan kekambuhan kejadian diare pada 3 bulan berikutnya (Black, 2003). Penelitian di Indonesia menunjukkan bahwa zinc mempunyai efek protektif terhadap diare dan menurunkan kekambuhan diare sebanyak 11% dan menurut hasil pilot studi menunjukkan bahwa zinc mempunyai tingkat hasil guna sebesar 67% (Hidayat, 1998, Soenarto, 2007). Berdasarkan bukti ini, semua anak dengan diare harus diberi zinc segera saat anak mengalami diare.

Zinc diberikan pada setiap diare dengan dosis, untuk anak berumur kurang dari 6 bulan diberikan 10 mg ( ½ tablet) zinc per hari, sedangkan untuk anak berumur lebih dari 6 bulan diberikan 1 tablet zinc 20 mg. Pemberian zinc diteruskan sampai 10 hari, walaupun diare sudah membaik. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah kejadian diare selanjutnya selama 3 bulan ke depan.
Cara pemberian tablet zinc:
Larutkan tablet dalam 1 sendok makan air matang, atau ASI.

3. Pemberian ASI / makanan
Pemberian makanan selama diare bertujuan untuk memberikan gizi pada penderita terutama pada anak agar tetap kuat dan tumbuh serta mencegah berkurangnya berat badan. Anak yang masih minum ASI harus lebih sering diberi ASI. Anak yang minum susu formula diberikan lebih sering dari biasanya. Anak usia 6 bulan atau lebih termasuk bayi yang telah mendapat makanan padat harus diberikan makanan yang mudah dicerna sedikit demi sedikit tetapi sering. Setelah diare berhenti, pemberian makanan ekstra diteruskan selama 2 minggu untuk membantu pemulihan berat badan anak

4.   Pemberian Antibiotika hanya atas indikasi
Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin karena kecilnya kejadian diare yang memerlukannya (8,4%). Antibiotik hanya bermanfaat pada anak dengan diare berdarah (sebagian besar karena shigellosis), suspek kolera, dan infeksi-infeksi di luar saluran pencernaan yang berat, seperti pneumonia. Walaupun demikian, pemberian antibiotik yang irasional masih banyak ditemukan. Sebuah studi melaporkan bahwa 85% anak yang berkunjung ke Puskesmas di 5 propinsi di Indonesia menerima antibiotik (Dwiprahasto, 1998).
Antibiotika Yang Digunakan Dalam Pengobatan Kolera
Antibiotikaa (diberikan selama 3 hari) Anak-anak  
Doxycline Dosis tunggal 4mg/kgBB/hari  
Tetracycline 4 x sehari   12,5 mg/kg BB  
Trimethoporim (TMP)
Sulfamethoxazole (SMX)
2 x sehari
TMP 5 mg/kg BB dan
SMX 25 mg/kgc
 
Obat-obatan “anti-diare” tidak boleh diberikan pada anak dengan semua macam diare karena terbukti tidak bermanfaat. Obat anti muntah tidak dianjurkan kecuali muntah berat. Obat-obatan ini tidak mencegah dehidrasi ataupun meningkatkan status gizi anak, sebagian menimbulkan efek samping berbahaya, terkadang berakibat fatal. Obat antiprotozoa digunakan bila terbukti diare  disebabkan oleh parasit (amuba, giardia).

5.  Pemberian Nasihat
Ibu atau keluarga yang berhubungan erat dengan balita harus diberi nasihat tentang :
  1. Cara memberikan cairan dan obat di rumah.
  2. Kapan harus membawa kembali balita ke petugas kesehatan: 
  • Diare lebih sering! 
  • Muntah berulang! 
  • Sangat haus! 
  • Makan atau minum sedikit! 
  • Timbul demam! 
  • Tinja berdarah! 
  • Tidak membaik dalam 3 hari!                      
(sumber: P2 Dinkes kab. Ciamis)